News

Asal-usul Meniup Terompet Jadi Tradisi Tahun Baru

Jakarta (KABARIN) - Malam pergantian tahun rasanya kurang lengkap tanpa suara terompet yang riuh dan meriah. Tradisi meniup terompet sudah melekat sebagai bagian dari perayaan tahun baru di berbagai belahan dunia.

Tapi siapa sangka, kebiasaan ini punya sejarah panjang dan makna lebih dari sekadar hiburan. Sejak zaman kuno, terompet digunakan sebagai alat tiup penting, terbuat dari tanduk hewan atau cangkang keong, dipakai dalam ritual keagamaan, perang, hingga upacara adat sebagai penanda momen khusus.

Di era Romawi Kuno sekitar abad ke-4 hingga ke-5 SM, terompet sudah dipakai dalam perayaan tahun baru. Filosofinya, bunyi terompet yang keras dipercaya bisa mengusir roh jahat sekaligus mendatangkan keberuntungan. Kepercayaan serupa juga terlihat di perayaan Imlek di beberapa negara Asia.

Tradisi meniup terompet juga ada dalam budaya Yahudi saat Rosh Hashanah. Umat Yahudi meniup Shofar, alat tiup dari tanduk domba jantan, sebagai panggilan beribadah, bertobat, dan memohon pengampunan sebelum Yom Kippur atau hari pendamaian.

Seiring berjalannya waktu, terompet bukan hanya penanda religius tapi juga simbol kegembiraan dan penanda waktu. Pada Abad Pertengahan, banyak negara di Eropa memakai terompet untuk menandai dimulainya tahun baru, dan tradisi ini dibawa oleh imigran Jerman ke Amerika Serikat pada abad ke-18 sebelum menyebar ke seluruh dunia.

Dari yang awalnya terbuat dari tanduk atau cangkang keong, sekarang terompet tahun baru lebih sering dari kertas atau plastik dengan beragam bentuk, hiasan, dan bunyi.

Meski fungsi religiusnya bergeser jadi hiburan, makna utamanya tetap sama. Suara terompet menandai berakhirnya tahun lama dan dimulainya babak baru penuh harapan dan semangat.

Selain menciptakan suasana meriah, tradisi terompet juga berdampak pada ekonomi musiman. Permintaan tinggi setiap akhir tahun memberikan keuntungan bagi para perajin dan pedagang terompet.

Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Copyright © KABARIN 2025
TAG: